Disamping bangunan bersejarah
hasil karya Cokronagoro I seperti Pendhopo dan Rumah Dinas Bupati Purworejo,
Masjid Agung atau Masjid Darul Muttaqin, Bedhug Pendhowo atau Bedhug Kyai
Bagelen, dan Salran Irigasi Kedung Putri, ternyata masih banyak bangunan lainya
yang diprakarsai bupati maupun institusi lain yang dibangun di Purworejo selama
periode pemerintahaan Keluarga Cokronagoro. Banguan tersebut adalah :
1. Sekolah
Inlandsche School, yaitu sekolah
khusus untuk orang pribumi yang dibangun pada tahun 1825 terletak di sebelah timur alun-alun Purworejo. Setelah sekolah
itu didirikan ternyata banyak peminatnya sehingga dibagi menjadi dua
sekolahaan. Sekolah itu kemudian bernama konroliran dengan mata pelajaran yang
diajarkan meliputi Ilmu Buni, Ilmu Ukur,berhitung dan menulis Jawa. Sekolah
tersebut sekarang menjadi Sekolah Dasar Negeri Purworejo 1 dan 2. Terletak di
Kampung Plaosan atau tepatnya di JL. Urip Sumoharjo 18.
2. Sekolah
ELS (Europesche Lagere School).
Sekolah ini khusus untuk anak Eropa, utamanya Belanda. Didirikan pada tahun 1917 terletak 500 meter ke arah timur
dari alun-alun Purworejo atau tepatnya sekarang di JL A. Yani. Bangunan sekolah
tersebut berdiri di atas tanah seluas 6.500 meter persegi. Pada tanggal 17 Agustus 1946, atau setahun setelah
Indonesia merdeka sekolah tersebut ditutup. Namun pada tanggal 1 September 1947 tempat itu digunakan
lagi untuk kegiatan pendidikan dan menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sekarang sekolah tersebut menjadi SMP
Negeri 2 Purworejo yang terletak di JL A. Yani No. 6.
3. Pada
tahun 1919, Yayasan PSSK (Perkumpulan
Sekolah-Sekolah Kristen) mendirikan bangunan sekolah yang jaraknya juga
sekitar 500 meter dari alun-alun Purworejo sebelah utara. Sekolah yang
didirikan PSSK adalah MULO (Meer
Ultgebreld Lager Onderwijs). Yaitu sekolah setingkat SMP dengan
pengantar menggunakan Bahasa Belanda.
Ketika Jepang masuk (1942) sampai 1949, sekolah tersebut dikosongkan. Setelah
itu dibukla lagi menjadi SGB (Sekolah
Guru Bantu), setingkat SMP tapi khusus dipersiapkan untuk menjadi guru.
Sejak tahun 1961 berubah menjadi SMP hingga sekarang. Setelah aemua aset milik
Yayasan PSSK dibeli pemerintah Kabupaten, sekolah tersebut kini menjadi SMP Negeri 4 Purworejo yang terletak di
JL. Urip Sumoharjo No. 62.
4. Sekolah
HKS (Hooger Kweek School), yaitu
sekolah persiapan menjadi guru. HKS hanya berlangsung sampai tahun 1928. Dari
tahun 1942-1945 menjadi Sekolah Pendidikan Negeri Jaman Belanda. 1945-1949
menjadi Sekolah Pendidikan Negeri Jaman Jepang. 1950-1961 menjadi SGB (Sekolah
Guru Bantu). 1958-1968 menjadi SGA (Sekolah Guru Atas). 1968-1991 menjadi SPG
(Sekolah Pendidikan Guru). Mulai tahun 1991 sampai sekarang menjadi SMA
(Sekolah Menengah Atas). Sekarang sekolah tersebut bernama SMA Negeri 7 Purworejo yang tereletak di JL. Mangunsarkoro No. 1.
5. Rumah
Sakit untuk militer (Militair Hospital)
yang dulu dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Rumah Sakit ini hanya untuk
keluarga militer saja. Sekarang Miltair Hospital menjadi Rumah Sakit DKT (Dinas Kesehatan Tentara) yang terletak di JL
Letjend Suparto
6. Asrama Kedung Kebo, dibangun tahun 1829 sebagai benteng Belanda dalam
menghadapi perjuangan Pangeran Diponegoro. Pada tahun 1848 sampai 1859 pernah
dijadikan tempat pendidikan militer atau Sekolah
Militer. Tetapi akibat hujan deras benteng itu runtuh sehingga Sekolah
Militer dipindah ke Gombong (Kebumen).
Pada tahun 1917 benteng tersebut diperbaiki. Sekarang benteng tersebut menjadi Kompleks Asrama Yonif 412 Raider Kostrad yang
terletak di JL. Kesatrian.
7. Pasar Baledono, dibangun pada tahun 1910. Pasar tradisional tersebut sangat diminati oleh etnis Cina. Pasar Baledono menjadi pusat perdagangan terbesar di Purworejo. Pasar Baledono terletak di Kelurahaan Baledono, Kecamatan Purworejo atau di JL. A.Yani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar